Peristiwajambi.com, BUNGO – Senator yang juga Anggota MPR-RI sekaligus Sri Kandi Asal Bungo, Ria Mayang Sari, S.H., M.H kembali bertemu konstituennya untuk melaksanakan kegiatan rutin “Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika”. Dalam kesempatan tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Bungo Periode 2014-2019 menjelaskan secara komprehensif mengenai 4 Pilar Kebangsaan namun tetap dengan cara yang sederhana sehingga mudah dicerna oleh masyarakat.
Perempuan yang menyandang gelar Magister Hukum ini, menjelaskan satu persatu dari 4 Pilar Kebangsaan. Tak cukup sampai di situ, Ia juga menguraikan masing-masing makna dan nilai-nilai yang terkandung dari 4 Pilar tersebut. Dalam kegiatan ini, Ria menyampaikan bahwa memperkuat pemahaman dan implementasi 4 Pilar Kebangsaan, akan mendekatkan kita pada terwujudnya tujuan bernegara, yakni mewujudkan Indonesia yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Lebih lanjut dalam paparannya, Putri Pertama dari Mantan Gubernur Jambi, Fachrori Umar menjelaskan bahwa Pancasila adalah konsensus nasional yang dapat diterima semua paham, golongan dan kelompok masyarakat di Indonesia. “Pancasila adalah dasar negara yang mempersatukan bangsa Indonesia sekaligus sebagai bintang penuntun yang dinamis yang mengarahkan bangsa dalam mencapai tujuannya. Untuk itu, Pancasila tak hanya dibaca, dipahami tetapi juga dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari”. Ujar Mayang.
Dalam kegiatan tersebut, terlihat sekali antusiasme dari masyarakat. Banyak pertanyaan yang diajukan. Salah seorang peserta mempertanyakan “ salah satu pokok-pokok nilai dalam Sila ketiga adalah “Bangga Sebagai Bangsa Indonesia dan Bertanah Air Indonesia”. Namun, dalam praktiknya seringkali kita melihat atau mendengar saat ini trend kehidupan sehari-hari mudah menunjukkan gejala sebaliknya. Anak-anak kita cenderung menyukai produk import dibandingkan produk dalam negeri. Lebih cenderung menyukai budaya dan kultur asing dibanding milik kita. Bagaimana Ibu melihat kondisi ini?”.
Merespons pertanyaan tersebut, Anggota DPRD Bungo 2 Periode tersebut menjelaskan bahwa “realitas tersebut adalah salah satu konsekuensi negatif dari globalisasi dan modernisasi. Artinya, globalisasi dan modernisasi tak terhindarkan, yang dapat dihindari adalah dampak negatifnya, yakni bagaimana globalisasi dan modernisasi tersebut tidak menggerus atau bahkan merusak nilai-nilai budaya dan kultur asli bangsa kita. Banyak negara yang tak berhasil memproteksi hal tersebut, tetapi tak sedikit pula negara yang berhasil menjaga nilai-nilai budaya dan kultur asli mereka, salah satunya jepang”.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa “untuk mengantisipasi dampak negatif tersebut, harus dimulai dari lingkungan terkecil dan terdekat, yakni keluarga. Artinya, setiap kita harus memberikan pemahaman dan menjadi contoh bagi anak-anak kita, bagi keluarga kita dan bagi tetangga kita. Yakinkan kepada mereka bahwa budaya dan kultur yang diwarisi oleh leluhur kita, bahkan produk yang dihasilkan oleh putra putri bangsa Indonesia tak kalah berkualitas dibandingkan milik negara lain. Bahkan, perkembangan menunjukkan saat ini, banyak sekali negara-negara lain takjub dengan budaya, kultur dan produk yang dimiliki Indonesia. Bagaimana Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika mampu menjadi perekat di tengah keanekaragaman ras, suku, agama dan kepercayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Tak jarang produk Indonesia terpajang dan laris diborong habis oleh bangsa lain di belahan dunia. Singkatnya, budaya, kultur dan produk yang kita miliki tak kalah saing dengan bangsa lain. Sehingga, sudah sewajarnya kita mencintai produk kita dibandingkan produk bangsa lain. Walaupun, pada beberapa sisi harus diakui produk kita masih harus terus disempurnakan agar lebih baik. Tetapi, dengan mencintai dan membeli produk Indonesia kita telah berkontribusi mendukung peningkatan kualitas produk bangsa kita”.
Dalam diskusi yang dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat tersebut, Anggota MPR ini berpesan “Memang tujuan bernegara belum tercapai sepenuhnya. Walau demikian, bukan berarti kita harus berhenti. Masih banyak yang harus diperbaiki dan masih banyak yang harus diperjuangkan. Salah satu instrumen memperjuangkannya adalah dengan memahami dan mengimplementasikan 4 Nilai Kebangsaan. Untuk itu, sebagai anak bangsa kita harus bersama-sama mengaplikasikan nilai-nilai tersebut di lingkungan terdekat kita” (*)
